Materi SBdP Kelas V SD : Bentuk Motif Hias
Bentuk Motif Hias
I.
Bentuk Motif Hias
Motif hias adalah dasar atau corak dari sebuah bidang sehingga
terlihat indah.corak ini kemudian akan membentuk suatu motif hias yang bisa menimbulkan unsur keindahan. Banyak
berbagai motif di Indonesia, hal ini karena banyaknya suku bangsa yang
beranekaragam kebudayaan yang menyebar di pelosok nusantara kita.
Bentuk motif hias ada dua macam yaitu motif hias geometris dan motif
hias non geometris. Motif hias
memiliki simbol atau makna tertentu yang tergambar dalam gambar tersebut.
1.
Motif Hias Geometris
Motif hias geometris adalah motif hias abstrak (motif tidak
nyata) yang berbentuk segi empat, zig-zag, lingkaran, segitiga, garis lengkung.
2.
Motif hias Non Geometris
Motif hias non geometris adalah motif hias yang dibuat dengan gambar
hewan, tumbuhan, batu, awan, dan ada juga yang menggabungkan antara hewan dan
tumbuhan. Contohnya kain tenun motif hewan, kain tenun motif tumbuhan, kain
tenun motif campuran.
II.
Jenis motif hias
Jenis motif hias ada dua macam sebenarnya, yaitu motif hias dua dimensi atau 2D dan motif hias tiga dimensi atau 3D.
Motif hias dua dimensi atau 2D adalah
motif hias yang mempunyai
panjang dan lebar yang hanya dapat dinikmati dari salah satu arah saja atau
hanya dari depan. Hasil karya motif
hias dua dimensi atau 2D anatara
lain berupa kain songket, kain tenun, kain batik, jumputan, wayang kulit, dan
sebagainya.
Motif hias
tiga dimensi atau 3D adalah
motif hias yang mempunyai panjang, lebar, dan tinggi, sehingga dapat
dilihat dari berbagai arah atau sudut pandang mana saja. Contoh hasil karya motif hias tiga dimensi atau 3D antara lain patung, seni ukir,
relief candi, wayang golek, miniatur, dan sebagainya.
Materi Matematika Kelas V SD : Trapesium dan Layang-Layang
Trapesium dan Layang-Layang
I.
Trapesium
Trapesium
adalah bangun datar segi empat dua dimensi yang dibentuk oleh 4 buah rusuk yang
dua diantaranya saling sejajar.
Ada 3 jenis trapesium, yaitu:
1.
Trapesium sembarang
Trapesium
yang keempat rusuknya tidak sama panjang.
2.
Trapesium sama kaki
Trapesium
yang mempunyai sepasang rusuk yang sama panjang, di samping mempunyai sepasang
rusuk yang sejajar.
3.
Trapesium siku-siku
Trapesium
yang mana dua di antara keempat sudutnya merupakan sudut siku-siku. Rusuk-rusuk
yang sejajar tegak lurus dengan tinggi trapesium.
Rumus Trapesium :
1. Luas = 1/2x (S1 + S2) x t
Keterangan :
S1 dan S2 = sisi-sisi sejajar pada trapesium
t = tinggi trapesium
2. Keliling = jumlah
dari keempat sisinya
= S1 + S2 +
S3 + S4
CONTOH :
Hitunglah Luas dan Keliling trapesium sama kaki di atas??
Jawab:
Luas = ½ x (s1 + s2) x t
= ½ x (7 + 19) x 8
= ½ x (26) x 8
= ½ x 208
= 104 cm²
Keliling = jumlah dari keempat
sisinya
= AB + BC + CD +AD
= 19 +10+7+10
= 46 cm
II.
Layang-Layang
Layang-layang adalah bangun datar dua dimensi
yang dibentuk oleh dua pasang rusuk yang masing-masing pasangannya sama panjang
dan saling membentuk sudut.
Layang-layang
dengan keempat rusuk yang sama panjang disebut belah ketupat.
Panjang
AD = DC dan AB = BC
Sudut
∠ A = ∠C
Rumus
Layang-Layang :
1.
Luas = ½ x diagonal 1 x diagonal 2
= ½ x AC x BD
= ½ x AC x BD
2.
Keliling = jumlah keempat sisi
layang-layang
= AB+BC+CD+AD
= AB+BC+CD+AD
CONTOH :
Panjang diagonal 1 AC = 10
panjang diagonal 2 BD = 15
panjang diagonal 2 BD = 15
Hitunglah Luas dan Keliling
Layang-Layang!
Jawab:
Luas = ½ x
diagonal 1 x diagonal 2
= ½ x AC x BD
= ½ x 10 x 15
= ½ x 150
= 75 cm²
Keliling =
jumlah keempat sisi layang-layang
= AB+BC+CD+AD
= 8+8+3+3
= 25 cm
Materi Bahasa Indonesia Kelas V SD : KETERTIBAN
Ketertiban
I.
Mengidentifikasi
Tokoh dan Latar Cerita
1. Tokoh dan Latar
Tokoh
cerita ada yang berupa manusia, ada pula yang berupa binatang. Tokoh cerita
memiliki sifat yang berbeda-beda. Misalnya, baik, jahat, pemalas, rajin, dan sebagainya.
Seperti pada kehidupan ini, ada orang yang baik hati, tetapi ada juga orang
yang perbuatannya tidak baik.
Selain
tokoh, di dalam cerita terdapat latar. Latar adalah segala keterangan mengenai
waktu, tempat, dan suasana yang terjadi dalam cerita.
Bacalah
cerita dibawah ini !
Pindahnya
Guru Kami
Karya:
Pramudito
Pagi itu, seperti
biasa, Arni berangkat ke sekolah. Namun, ia merasa heran ketika melihat
teman-temannya berkerumun di halaman sekolah. Arni yang ketua kelas, langsung
menyapa Saiful, wakilnya.
“Ada apa, Pul, kok
teman-teman pada bergerombol?”
“O, itu memang yang
akan kuberitahukan padamu, Ni! Teman- teman lagi membicarakan Pak Hamdan yang
akan dipindah ke sekolah lain!” jawab Saiful.
Arni berpikir sejenak.
Pak Hamdan sudah beberapa tahun mengajar di sekolah itu. Murid-murid menyukai
Pak Hamdan. Ia mengajar dengan tenang dan pelajarannya mudah ditangkap. Pak
Hamdan juga ramah, sekaligus tegas jika ada murid yang berbuat salah.
Sebagai ketua kelas,
Arni berusaha menenangkan teman-temannya. Ia berjanji akan menanyakan langsung
masalah ini kepada Kepala Sekolah.
Bu Ari, Kepala Sekolah
mereka, menerima Arni dan Saiful. Arni lalu bertanya tentang kebenaran berita Pak
Hamdan yang akan pindah. Bu Ari dengan tersenyum menjawab.
“Arni, berita itu belum
tentu benar. Andai benar, Pak Hamdan akan dipindah, kalian juga tak perlu cemas.
Dalam kedinasan, hal ini sudah biasa. Yang menentukan adalah Dinas Pendidikan. Jadi, kalian tunggu saja
kabar resminya.”
Arni dan Saiful
sebenarnya kurang puas atas penjelasan Bu Ari. Kawan-kawannya juga kecewa.
Akhirnya, Arni
mengumpulkan kawan-kawannya pada suatu jam pelajaran kosong. Saat itu, guru
pengganti Pak Hamdan tidak bisa mengajar. Ketika Arni mulai bicara, tiba-tiba
Saiful berkata setengah berteriak.
“Arni, bagaimana kalau
kita demonstrasi saja untuk menolak kepindahan Pak Hamdan.”
“Ah teman-teman, memang
demonstrasi tidak dilarang. Tapi, apakah demonstrasi itu bisa menyelesaikan masalah
kita?” kata Arni mulai memperlihatkan sikap tegasnya sebagai ketua kelas.
“Tapi sekarang di
mana-mana ada demonstrasi kok! Mengapa kita tidak?!” tukas Saiful lagi.
“Teman-teman,” kata
Arni setelah suasana kelas mulai tenang kembali, ”saya punya usul, sebagai cara
pengganti demonstrasi. Bagaimana kalau kita mengirim surat resmi kepada Kepala
Sekolah. Kita jelaskan baik-baik. Mudah-mudahan Kepala Sekolah mau mendukung
kita.”
Meskipun dengan
setengah hati, namun teman-teman Arni setuju juga dengan usulan tersebut.
Siang itu Arni dibantu
Saiful menyusun sepucuk surat. Setelah dikoreksi di sana sini, mereka
menyampaikan surat itu kepada Kepala Sekolah.
“Tunggulah, besok pagi
Ibu akan ke kelasmu,” kata Bu Ari.
Keesokan harinya,
murid-murid kelas lima berkumpul di kelas. Selang beberapa lama kemudian, Bu
Ari masuk dan segera berbicara.
“. . . anak-anak, ini
berita yang dapat Ibu sampaikan. Pak Hamdan ternyata diputuskan untuk dipindah.
Tapi . . .”
Suasana kelas menjadi
sunyi. Bu Ari melanjutkan,
“Kepindahan itu ditunda
hingga empat bulan mendatang, sampai kalian naik kelas. Setelah kalian naik ke
kelas enam, Pak Hamdan akan meninggalkan sekolah ini. ”
Seketika kelas menjadi
riuh karena gembira.
“Horeee!! Pak Hamdan
tak jadi pindah!”
2. Menjelaskan Tokoh dan Latar Cerita secara Lisan
Kamu
tentu sudah terbiasa menjelaskan sesuatu secara lisan di depan kelas. Sebelum
menjelaskan sesuatu di depan kelas, kamu perlu mempersiapkan catatan kecil.
Untuk menjelaskan tokoh-tokoh cerpen Pindahnya Guru Kami, kamu perlu
membuat catatan kecil
seperti contoh berikut.
No.
|
Nama
Tokoh
|
Sifat/Watak
|
Bukti
Teks
|
1.
|
Arni
|
Bijaksana dan
demokratis
|
“Saya punya
usul, sebagai cara
pengganti
demonstrasi. Bagaimana kalau kita mengirim surat resmi kepada Kepala Sekolah.
Kita jelaskan baik-baik. Mudah-mudahan Kepala Sekolah mau mendukung kita.”
|
2.
|
...............
|
....................
|
.......................
|
3.
|
...............
|
....................
|
.......................
|
Adapun latar cerita
dapat dibuat seperti contoh berikut.
a.
Latar waktu: pagi
hari.
Bukti teks : Pagi itu, seperti biasa,
Arni berangkat ke sekolah.
b.
Latar tempat: halaman
sekolah.
Bukti teks : Pagi itu, seperti
biasa, Arni berangkat ke sekolah. Namun, ia merasa heran ketika melihat
teman-teman berkerumun di halaman
sekolah.
II.
Memerankan Tokoh
Drama
1. Membaca Dialog Drama
Membaca
dialog dalam naskah drama harus jelas dan lancar. Selain itu, dialog harus
diucapkan sesuai dengan situasi dan karakter tokoh yang diperankan. Berikut ini
beberapa hal yang harus diperhatikan pada saat membaca dialog dalam naskah drama.
a. Lafal
Pelafalan
atau pengucapan kata-kata harus jelas.
b. Intonasi
Intonasi
disebut juga lagu kalimat. Dalam membacakan dialog, intonasi harus tepat.
Misalnya, untuk menyampaikan pertanyaan, nada akhir harus naik.
c. Jeda
Jeda
disebut juga perhentian. Dalam membaca, penempatan jeda harus tepat. Jika salah
menempatkan jeda, maksud kalimat akan salah.
Contoh :
1) Bibi
/ Umi pergi ke mana? (yang pergi Umi, bukan bibi)
2) Bibi
Umi/ pergi ke mana? (yang pergi bibi)
d. Volume Suara
Suara
harus dapat diterima pendengar dengan jelas. Namun, tidak perlu terlalu keras.
e. Mimik dan Gerak Anggota Tubuh
Mimik
merupakan ekspresi wajah ketika sedang berbicara. Mimik dan gerak anggota
tubuh, misalnya, tangan, bahu, dan kepala sangat membantu dalam berdialog.
Dialog akan lebih hidup jika disampaikan dengan penuh ekspresi disertai gerak
yang wajar, sesuai dengan makna kalimat yang disampaikan.
2. Memerankan Tokoh
Ada
beberapa langkah yang harus kamu perhatikan dalam memerankan tokoh drama.
a. Membaca
dialog dalam naskah drama. Dalam membaca tersebut diperlukan penghayatan watak
atau karakter tokoh. Kamu juga harus memahami seluruh isi naskah.
b. Akting.
Akting adalah gerakan-gerakan yang dilakukan pemain sebagai wujud penghayatan
atas peran yang dilakukan. Akting harus sesuai dengan karakter tokoh yang
diperankan dan suasana (latar). Misalnya, pada saat gembira, aktingnya
memperlihatkan keadaan gembira.
c. Blocking
atau
penguasaan panggung. Blocking adalah perpindahan dari tempat yang satu
ke tempat yang lain agar penampilan tidak monoton atau menjemukan.
III.
Menemukan Informasi secara Cepat
1. Membaca Memindai
Tujuan
membaca memindai adalah menemukan informasi tertentu dengan cepat dan tepat. Gunanya,
misalnya, untuk mencari nomor telepon seseorang di kota
tertentu
pada buku petunjuk telepon. Untuk menemukan nomor telepon tersebut, kamu tidak
perlu membaca seluruh isi buku. Kamu dapat melakukannya dengan
membaca
memindai. Caranya sebagai berikut.
a.
Temukan nama kota yang kamu cari pada
bagian tepi buku petunjuk telepon!
b.
Temukan huruf pertama nama orang yang
akan kamu cari! Misalnya, yang kamu cari adalah nomor telepon Paiman Hartoyo.
Langsung bukalah halaman yang memuat huruf pertama P!
c.
Temukan nama yang berawal Paiman! Kamu
akan menemukan beberapa nama Paiman. Selanjutnya, kamu tinggal mencari nama
Paiman Hartoyo. Di situ kamu akan menemukan nama, alamat, dan nomor teleponnya.
IV.
Menulis Laporan Pengamatan
1.
Melakukan
Pengamatan
Sebelum
melakukan pengamatan, kamu harus menentukan sesuatu yang akan
kamu
amati. Sesuatu yang akan diamati disebut objek pengamatan. Sesudah
menentukan
objek, kamu harus menentukan perihal apa saja yang akan diamati
dari
objek tersebut. Selanjutnya, kamu dapat melakukan pengamatan. Bawalah
perlengkapan
yang diperlukan, misalnya, alat tulis dan kamera jika diperlukan.
2. Membuat Catatan
Pada
saat melakukan pengamatan, cobalah mencatat peristiwa atau perihal
yang
telah kamu tentukan. Hal yang kamu amati itu, misalnya, kepadatan lalu lintas di
jalan raya dekat sekolahmu. Untuk itu kamu harus mencatat orang dan kendaraan yang
lewat.
3. Membuat Kerangka Laporan
Sesudah
melakukan pengamatan, kegiatan berikutnya adalah membuat kerangka laporan.
Kerangka itu akan memudahkanmu dalam membuat laporan yang urut dan teratur.
Perhatikan contoh kerangka laporan di bawah ini!
Kerangka Laporan Pengamatan Tertib
Berlalu Lintas
A.
Pendahuluan
Ucapan
terima kasih
B.
Pelaksanaan Kegiatan
1. Tempat
dan waktu pengamatan
2. Petugas
3. Hasil
yang diperoleh
C.
Kesimpulan dan Saran
D.
Penutup
4.
Menulis
Laporan
Kegiatan
selanjutnya adalah menulis laporan. Kerangka yang sudah dibuat dikembangkan
menjadi laporan yang utuh.
Langganan:
Postingan (Atom)
Diberdayakan oleh Blogger.
Mengenai Saya
Search This Blog
Pinterest Gallery
featured Slider
Popular Posts
-
Bentuk Motif Hias I. Bentuk Motif Hias Motif hias adalah dasar atau corak dari sebuah bidang sehingga terli...
-
KERAGAMAN SUKU BANGSA DAN BUDAYA DI INDONESIA A. Keragaman Suku Bangsa di Indonesia 1. Perseba...
-
Trapesium dan Layang-Layang I. Trapesium Trapesium adalah bangun datar segi empat dua dimensi yang dibentuk oleh...
-
Ketertiban I. Mengidentifikasi Tokoh dan Latar Cerita 1. Tokoh dan Latar Tokoh cerita ada yang ...
-
TUMBUHAN HIJAU Tumbuhan hijau adalah golongan makhluk hidup yang mampu mengolah zat makanan sendiri. Pembuatan zat makanan pada tumbuh...
-
KEUTUHAN NEGARA KESATUAN REPUBLIK INDONESIA A. Negara Kesatuan Republik Indonesia Kita adalah bangsa Indonesia yang tinggal...